SUDARMIN


Amazing New Zealand Kiwi + The Hobbiton & Taieri Gorge Train


HARGA PAKET TOUR

Dewasa
a.   Twin Sharing
Rp 46.388.000

b.   Single
Rp 56.588.000

Anak Anak
a.   Twin Sharing
Rp 44.388.000

b.   Extra Bed
Rp 42.388.000

c.   No Bed
Rp 40.388.000

Biaya lainnya
a.   Airport Tax & Fuel
Rp 6.000.000
b.   Visa
Rp 3.400.000
c.   Ppn
1 %

ITINERARY

Hari 1
JAKARTA – SINGAPORE – CHRISTCHURCH




Hari ini Anda diharapkan berkumpul di bandara International Soekarno Hatta untuk memulai perjalanan wisata menuju negara New Zealand, dengan tujuan kota pertama Christchurch.


Hari 2
CHRISTCHURCH


CHRISTCHURCH

Setibanya disana Anda langsung diajak untuk city tour kota Christchurch dengan melewati Hagley Park, Botanical Garden, dan Cardboard Cathedral. Selanjutnya Anda langsung diantar menuju hotel untuk beristirahat.


Hari 3
CHRISTCHURCH – LAKE PUKAKI – DUNTROON – DUNEDIN


LAKE PUKAKI

Hari ini Anda akan langsung melanjutkan perjalanan menuju Tekapo melalui Ashburton dimana Anda berkesempatan untuk berfoto di Lake Tekapo yang terletak 707 meter di atas permukaan laut dan kedalaman 189 meter dengan area kurang lebih 83 km2 serta memiliki pemandangan yang sangat indah, terdapat pula Patung Anjing Mac Kenzie dan Church of the Good Sheperd yang dibangun oleh penduduk setempat. Selanjutnya Anda akan diajak menuju Danau Pukaki dimana Anda dapat melihat Mt. Cook – merupakan gunung tertinggi di New Zealand dengan ketinggian 3.764 meter. Sore hari perjalanan Anda akan dilanjutkan menuju kota Dunedin melalui Duntroon dimana Anda akan berkesempatan untuk melihat salah satu tempat pembuatan film “The Chronicles of Narnia” dengan melihat keunikan pemandangan alam dan sangat menarik yang dikenal sebagai “Elephant Rocks”, merupakan kumpulan batuan kapur yang memiliki bentuk beragam serta sangat unik.


Hari 4
DUNEDIN – PUKERANGI – QUEENSTOWN


DUNEDIN

Hari ini Anda akan diajak untuk melihat Yellow Eyed Penguin. Selanjutnya Anda akan diajak untuk city tour dengan melewati Octago Street dan Octago Square atau photo stop Baldwin Street, Otago University, dan Otago Railway Station. Sore hari perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan Taieri Gorge Train menuju Pukerangi, setibanya disana perjalanan dilanjutkan menuju hotel di kota Queenstown untuk beristirahat.


Hari 5
QUEENSTOWN


QUEENSTOWN

Setelah santap pagi dihotel, acara bebas untuk Anda berbelanja di kota Queenstown sambil menikmati pemandangan kota atau Anda dapat juga mengikuti acara tour tambahan ke Milford Sound. Dimana Anda akan menikmati pemandangan Lake Te Anau, Miror Lake, Monkey Creek, Homer Tunnel.


Hari 6
QUEENSTOWN – AUCKLAND


AUCKLAND

Hari ini Anda akan diantar untuk melakukan city tour untuk mengunjungi Kawarau Bridge dan Arrowtown. Siang hari Anda akan diantar menuju bandara untuk melanjutkan perjalanan menuju kota Auckland dengan menggunakan penerbangan domestic. Setibanya disana Anda akan langsung diantar menuju hotel untuk beristirahat.


Hari 7
AUCKLAND – WAITOMO – ROTORUA


WAITOMO

Hari ini perjalanan Anda di lanjutkan menuju Waitomo untuk mengunjungi Waitomo Glow Worm Caves untuk melihat larva yang dapat memancarkan sinar serta Anda juga dapat melihat Stalaktit dan Stalakmit. Siang hari Anda akan diantar menuju kota Rotorua untuk langsung diajak mengunjungi Te Puia, di mana Anda dapat menyaksikan Geiser Pohutu, Bubbling Thermal pool, Thermal Spring dan perkampungan suku Maori. Malam harinya Anda akan bersantap malam Maori Hangi dan juga Show Maori.


Hari 8
ROTORUA – MATAMATA – AUCKLAND


ROTORUA

MATAMATA

Pagi ini Anda akan diajak mengunjungi Rainbow Spring untuk melihat burung Kiwi dan ikan Trout, serta binatang khas New Zealand lainnya. Selanjutnya Anda akan diajak menuju Agrodome Farm untuk melihat ketangkasan pencukuran bulu domba. Siang hari Anda akan diantar menuju Matamata untuk mengikuti “Hobbiton Movie Set & Farm Tour”, ladang peternakan yang digunakan sebagai salah satu tempat pembuatan film The Hobbiton. Perjalanan Anda dilanjutkan menuju hotel di Auckland, untuk Anda langsung beristirahat.


Hari 9
AUCKLAND – SINGAPORE – JAKARTA

Hari ini Anda akan diajak untuk melakukan city tour dengan melewati Westhaven Marina, Mission Bay atau photo stop di Harbour Bridge dan Michael Savage Memorial Garden. Siang hari Anda akan kami antar menuju bandara untuk penerbangan kembali menuju Tanah Air melalui Singapore.Terima kasih atas partisipasi Anda untuk ikut serta dalam program Tour Kami.



Harga sudah termasuk :
v  Transportasi selama Tour
v  Makan sesuai program
v  Tiket masuk objek wisata
v  Guide
v  Hotel

Harga tidak termasuk :
v  Tiket pesawat
v  Keperluan Pribadi
v  Optional Tour
v  Tambahan Menu
v  Transportasi dari kota asal ke Meet point



Read More …


Villa Yuliana di Watansoppeng, Kabupaten Soppeng adalah salah satu bangunan tua peninggalan pemerintah kolonial Belanda. Letaknya ada di Jalan Pengayoman no. 1 kota Watansoppeng. Villa ini dapat dikatakan sebagai Landmark kota Watansoppeng. Penduduk setempat lebih mengenalnya dengan nama “Mess Tinggi”, yaitu tempat menginap yang lokasinya di ketinggian perbukitan Watansoppeng. Letaknya dekat dengan rumah jabatan Bupati Soppeng, dan Masjid Raya Kota Soppeng. Secara administratif, lokasinya di Desa Botto, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng.

Saat berkunjung ke pusat Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, bangunan unik dengan warna mencolok ini pasti menyita mata Anda. Bangunan di atas bukit tersebut bernama Villa Yuliana, landmark Kabupaten Soppeng dan merupakan peninggalan bangsa kolonial. Ditempat inilah dilaksanakan pameran Naskah Lontara dan Benda Pusaka Kerajaan dalam rangka peringatan hari jadi Kabupaten Soppeng yang ke-753. Pameran berlangsung selama 3 hari dari 24 -26 Maret 2014 lalu. Bangunan berlantai dua ini sekarang difungsikan sebagai museum Latemmamala yang bisa dikunjungi setiap hari kerja. Harga karcis tanda masuknya cukup murah, Rp.2000 untuk dewasa dan Rp.1000 untuk anak anak termasuk anak sekolah. Tetapi selama pameran berlangsung, tidak dipungut biaya tanda masuk.

Di balik keunikan arsitektur Eropa bercampur Bugis, bangunan tersebut menyimpan sejarah panjang yang membalut "kota kalong" ini. Vila tersebut dibangun bangsa kolonial mulai tahun 1905, selesai dan diresmikan setahun setelahnya yakni 1906. Pada saat itu, bertepatan dengan kelahiran Putri Yuliana anak yang ditunggu-tunggu dari Ratu Wilhelmina.

Dimana kerajaan Soppeng termasuk salah satu dari kerajaan-kerajaan lokal yang turut menyetujui tuntutan pemerintah Belanda untuk menandatangani korte verklaring atau pernyataan takluk. Akhirnya pada tahun 1908 seluruh Sulsel resmi menjadi daerah jajahan Belanda, Penandatanganan pernyataan takluk dan penataan sistem pemerintahan Hindia Belanda. Selanjutnya dibangunlah Villa Yuliana yang konon kabarnya dalam rangka menyambut kunjungan ratu Belanda di Sulawesi selatan.

Saking cintanya kepada kerajaan, dan menghormati kelahiran tersebut, nama vila ini pun diambil dari nama calon putri mahkota Belanda, Putri Yuliana. Namun karena situasi dan kondisi keamanan saat itu yang sangat tidak mendukung, akhirnya Ratu mengurungkan niatnya untuk berkunjung di Sulawesi Selatan. Meski demikian, Villa Yuliana masih tetap difungsikan sebagai salah satu tempat peristirahatan bagi pejabat pemerintah Belanda. Asal-usul Villa Yuliana yang dibangun untuk tempat peristirahatan para petinggi Kerajaan Belanda yang berkunjung ke Indonesia, tepatnya di Sulawesi.

Dahulu Raja Soppeng memiliki kesepakatan dengan kolonial, bahwa mereka (bangsa kolonial) boleh masuk ke Soppeng asal tidak mengganggu keamanan, kedamaian warga Soppeng. Raja lebih memilih diplomasi secara damai tanpa harus adanya petumpahan darah. Hal itulah yang membuat bangsa kolonial berdamai dengan Kerajaan Soppeng dan masyarakatnya. Maka Belanda pun bisa membangun Villa Yuliana di tengah kota Soppeng saat itu. Hal tersebut terdokumentasikan pada literatur Hindia Belanda yang ada di situs resmi sejarah Belanda. Salah satu tempat yang dijuluki “Buitenzorg” atau tempat yang damai pada saat penjajahan ialah Soppeng dengan Villa Yuliana-nya, selain juga Bogor, Malang, dan Kaliurang. Selain itu lokasi vila yang berhadapan dengan istana raja Soppeng, tetapi lebih tinggi tanahnya. Hal tersebut memiliki arti politik yang diterapkan bangsa kolonial. Mereka menganggap kedudukan Kerajaan Belanda lebih tinggi dari pribumi.

Dari catatan sejarah yang terpajang diruang belakang gedung, Villa Yuliana dibangun tahun 1905 pada masa pemerintahan Gubernur General Belanda Mr. C. A. Kroesen. Awalnya dimaksudkan sebagai tempat menginap atau beristirahat Ratu Wilhelmina (Ratu Belanda yang berkuasa waktu itu) yang akan berkunjung ke Soppeng. Namun ternyata Ratu Wilhelmina batal berkunjung karena alasan keamanan yang belum stabil selama perang, akhirnya Villa tersebut dinamai dengan nama Putri Mahkota Belanda; Yuliana (Juliana) yang kemudian menjadi Ratu Belanda setelah Wilhelmina.

Villa Yuliana adalah gedung berarsitektur campuran Eropa dan Bugis, terdiri dari dua lantai bercat putih dan hijau. Ada dua tangga naik kelantai dua, satu tangga kayu dibagian depan, dan satu tangga permanen dibagian belakang. Luas pekarangannya 6.754 meter persegi, sedangkan bangunannya berukuran 23 x 14 meter persegi. Sejak dibangun tahun 1905, arsitekturnya masih asli, hanya taman disekelilingnya yang sudah ditata ulang dan diperindah (dipaving), dan atapnya yang dulu berbahan asbes sekarang diganti dengan atap sirap sebagaimana aslinya saat dibangun.

Ada empat kamar, masing masing 2 kamar di lantai dasar dan 2 dilantai atas. Kamar disebelah kiri lantai dasar diisi dengan pajangan fosil fosil binatang purba yang pernah hidup di lembah Walanae, Soppeng ribuan atau jutaan tahun lampau. Misalnya ada fosil gading gajah purba (Stegedon Sompoensis) yang bergading 4 masing masing 2 gading dibagian atas dan dua gading kecil dibagian bawah, juga fosil gajah kecil (Elephas Celebensis) yang mirip dengan gajah yang ada sekarang di Sumatra namun ukurannya sebesar kerbau pada umumnya. Juga terpajang fosil binatang sejenis babi rusa raksasa (Celebochoerus Heekereni). Fosil lainnya adalah kura kura raksasa, anoa dan juga replika fosil manusia purba dari Sangirang. Kamar sebelah kanan dilantai dasar dipajang beberapa peralatan manusia purba seperti kapak, pisau batu dan peralatan lainnya yang disimpan dalam kotak kaca.

Ruang bagian belakang lantai dasar dipajang maket gedung dan peralatan tenun, serta peralatan pembuatan rokok dari tembakau. Dulu kabupaten Soppeng terkenal sebagai penghasil tembakau terkemuka di Sulawesi Selatan, namun sekarang sudah tidak lagi berproduksi. Juga terdapat lemari pajangan yang berisi buku buku tentang Soppeng, diantaranya buku Pappaseng Arung Bila’ (Nasehat Raja Bila’), Lontara Soppeng dan lain lain. Dilantai dua ruangan sebelah kiri dibiarkan kosong dan biasa dijadikan tempat menjamu tamu, sementara ruangan bagian kanan dipajang benda benda peralatan manusia purba lainnya serta uang kuno dan peralatan adat istiadat suku Bugis. Lantai dua berstruktur kayu dan dilapisi dengan karpet merah. Di ruang bagian belakang berisi lemari kaca yang memajang guci, piring, mangkok, vas bunga dan keramik kuno dari zaman VOC dan beberapa guci berhiaskan huruf arab dan bergambar bunga bunga. Ada teras kecil dibagian belakang, juga dibagian depan terdapat teras yang jika kita berdiri dan memandang kebarat, kita bisa melihat deretan pegunungan (perbukitan) serta kehijauan kota Soppeng, dan sejumlah pohon tempat bergelantungan kelelawar. Selama bertahun tahun sejak dibangun, tempat ini menjadi tempat penginapan pejabat pemerintahan kolonial Belanda yang datang ke Watansoppeng. Pada tahun 1950-an gedung ini juga digunakan oleh para bangsawan Soppeng sebagai tempat pesta pernikahan. Selain itu juga pernah dijadikan Istana Kerajaan Soppeng. Namun sejak tahun 1957 gedung dibiarkan kosong, terbengkalai dan tidak terurus sampai tahun 1992. Mungkin karena lama tak berpenghuni, akhirnya beredar cerita cerita mistik yang menakutkan tentang gedung ini. Pada awal difungsikan kembali, yaitu dari tahun 1992 – 1995, gedung ini dijadikan semacam rumah bujang bagi pegawai Pemerintah Soppeng, termasuk pegawai Pamong Praja dan pegawai Pemadam Kebakaran. Konon banyak pegawai yang tidak tahan tinggal digedung ini, karena sering mendengar suara suara aneh, seperti suara anak anak menangis, atau tertawa. Para pegawai itu juga sering kali meskipun tidur dilantai dua, namun saat terbangun berada dilantai satu, atau sebaliknya, atau bahkan terbangun dibawah pohon yang ada didekat Villa.

Villa Yuliana dijadikan museum “Latemmamala” sejak tahun 2008 lalu, dan diresmikan oleh Pejabat Gubernur Sulawesi Selatan waktu itu, Ahmad Tanribali Lamo dalam rangka peringatan hari jadi kabupaten Soppeng ke 747. Bagi anda yang datang ke Soppeng, terutama jika anda pemerhati gedung gedung tua berarsitektur klasik kolonial, jangan lupa berkunjung ke gedung Villa Yuliana.

Read More …


NATURE FIELD TRIP REPORT IN NORTH TORAJA REGENCY



Hello Guys…
Today I would like to share my experience from nature field trip at North Toraja on 21st – 23rd October 2019. This field trip is the second trip in the 3rd semester.


On first day, 21st October 2019,  We are gather in front of the Orange building at campus POLTEKPAR Makassar the we are heading to Kupa Beach Restaurant for lunch. Then after lunch at Kupa Beach Restaurant, we are continue to Bambapuang at Enrekang regency for Coffe Break then after that we are going to Hotel Indra Toraja. 


Arrive at hotel we are check in then prepare for Dinner, Dinner served at Ayam Penyet Ria. Then after having Dinner we are going back to hotel then overnight.

On second day 22nd October 2019, in the morning we are having breakfast at Hotel then we prepare for tracking, we start form timenbayo until Mentirotiku Restaurant. 


After having lunch at Mentirotiku restaurant, we continue tracking from Lempo until Bori. After that we are going to Erong Lombok Parinding then going to Todi silk weaving. after that we are back to hotel. then we going to Aras Café for Dinner dan back to hotel to sleep.

On third day 23rd October 2019 in the morning after having breakfast then we prepare back to Makassar in same way. In our journey back to Makassar we stop at KAA Toraja Coffe. 


After that we continue then stop at Lakipadada Statue, from Lakipadada Statue we continue to Bambapuang then going to Teras Empang Restaurant for having lunch. After having lunch we back to Makassar. We arrive at Makassar and The Tour was over.

So guys I think that’s all my experience from Nature field trip at North Toraja and i am sorry if i have a mistake. See you in the next field trip in the 5th semester, because in the 4th semester is my turn to do internship program.

Au revoir…

Read More …


Report Marine Field Trip In Dutungan Island And Paputo Beach


Bonjour….

This is my first blog, so if there any mistakes please forgive me, today I would like to share my field trip experience at “Dutungan Island” at Barru Regency, South Sulawesi, Indonesia. This is the 5th field trip since I studied at Poltekpar Makassar.

On 4th October 2019 we are gathering at Orange Building at Makassar Tourism Polytechnic and then the tour leader ensure that all participant attend the tour then the tour leader checking the luggage of participant. After that we are heading to Tanjung Indah dock in Barru regency and from Tanjung indah dock we are heading to Dutungan island by boat, while we are on the bus each student will  guiding about each regency and city that we passed. After arrived at Dutungan island, the instructor give us instruction about diving equipment. After the instruction, all participant prepare for lunch and midday prayer for moslem.


Dutungan Island

 And then we are diving and snorkeling and enjoying the beautiful underwater scenery of Dutungan island. This is my first time doing diving and snorkeling and I really enjoy it although I can’t swim because the instructor dive with me. After satisfied diving and snorkeling we are heading to hotel Delima Sari in Parepare City. 


Delima Sari Hotel


Arrive at hotel Delima Sari in Parepare City we are check in at the Receptionist and get the room key. After thet we prepare for dinner at local restaurant at “Ayam Penyet Ria” in Parepare City. The restaurant located near the hotel and after dinner we are doing presentation about Dutungan Islan, Safety and Secure, and how to handle group of marine tour and continue with entertainment. And then overnight at hotel.

On the second day 5th October 2019, in the morning all the participant gather for morning exercise, while we are exercise we are walked to True Love monument of Habibie & Ainun. After that we are back to the hotel and breakfast. Then  after breakfast we are check out from hotel Delima Sari at Parepare City and heading to Paputo beach, the name of Paputo was taken from the short of Pasir Putih Tonrangeng. Arrive at Paputo beach at Parepare City we are start the observation. And after the observation we are heading to Teras empang restaurant in Parepare City for Lunch. All the Participant prepare for lunch and take a pray (Dzuhur). After lunch, we are directly back to Makassar tourism Polytechnic.
Teras Empang

Well, i think that’s my experience of marine field trip at Dutungan Island in Barru regency that i  can explain today. See you in the next blog with another field trip experience.

Au revoir....
Read More …